Tuesday, February 10, 2009

Puisi buat Pemuda Malas

Pemuda Malas
Jangan bersikap tawadhu dan rendah hati‘
bila kerendahhatianmu jadi alasan
untuk mundur dari kompetisi
Jangan pernah ingin mengalah
bila hanya
kamuflase untuk bersembunyi
dari kelemahan jiwamu

Bumi ini gelora api yg berkobar
dan debu yg berserak
mendekatlah pada api spirit
nyalakan hati yg lemah
penuhilah kalbumu dg kemarahan
marah karena malas
marah karena tak pernah dewasa
marah karena lemah hati
marah karena tidak marah
melihat kemajuan
sedang kita selalu dalam kemunduran

Menjauhlah dari debu yg berserak
karena debu tak pernah ciptakan sejarah
karena debu adalah sampah
yg selalu diinjak-injak waktu
Tawadhulah di saat kemenangan
karena saat itu
kau bagai sedang berdiri
di antara gunung dan ngarai
terus naik ke puncak berikutnya
atau meluncur ke ngarai yg terjal

Menangislah di saat kalah
karena air matamu akan jadi saksi
bahwa dirimu tak menghendaki kekalahan itu
bahwa dirimu tak ingin jadi serpihan arang
bahwa dirimu juga memimpikan gelora api kemenangan
bahwa dirimu ingin sekali ‘bertobat’
bertobat untuk tidak lagi berkubang
dalam lumpur kemalasan
dalam genangan perilaku tiada guna
dalam lilitan kelemahan jiwa

Pemuda itu cahaya
dan api yg menyala
yg dapat menerangi kegelapan
asa dan harapan
Pemuda itu pelopor
pembawa obor masa depan
penggerak nurani tua yg gersang

Pemuda itu Enerjik
dinamis
gelisah
selalu bergeliat
tak sabar akan waktu yg lambat
marah pada kondisi stagnan
yg tak berubah
karena perubahan bukti harapan
karena kemajuan tanda kedinamisan
karena kediaman adalah kematian
walau jasad bergerak
walau jantung berdegup
tapi jiwamu mati
dan liang kuburmu
adalah dirimu sendiri


by.fatih suhud

Monday, February 2, 2009

BELAJAR HIDUP DARI KEHIDUPAN

Belajar Hidup dari Kehidupan
Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai….

Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaandan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya….

Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat,justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali…।

Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak haldan kami selalu memiliki waktu terbaik….

Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh,walau dipisahkan oleh jarak yang jauh.Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati….

Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatianseperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya….

Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya sahabat itu, mereka pastipernah melukai perasaan saya dan saya harus memaafkannya….

Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri….,kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus….

Saya belajar, bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu,dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya….

Saya belajar, bahwa saya tidak dapat merubah sahabat,tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri….

Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya,tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan….

Saya belajar, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda,tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda….

Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki,tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya….

Saya belajar, bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat di dunia ini,semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati….

Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosiatau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya….

Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah,tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis….

Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakanadalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai….

Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihijustru sering diambil segera dari kehidupan saya….

Saya belajar, bahwa yang membuat saya tetap hidupadalah semangat dan kemauan untuk tetap belajar…..
by. zen